KONFLIK YANG TERJADI AKIBAT SUATU KEPUTUSAN YANG DI CARI SOLUSINYA
Konflik biasa terjadi di dalam suatu organisasi, baik itu organisasi formal maupun informal. Konflik biasanya terjadi akibat suatu keputusan atau kebijakan yang di berikan oleh pihak pimpinan kepada pihak pekerja. Tapi sebelum kita membahas lebih jauh tentang masalah ini, terlebih dahulu kita mengetahui apa arti dari konflik, keputusan dan solusi tersebut.
“Konflik” berasal mula dari kata asing conflict yang, berasal dari kata confligere < com (yang berarti ‘bersama’ atau ‘bersaling-silang’) + fligere (yang berarti ‘tubruk’ atau ‘bentur’). Didefinisikan secara bebas dari arti harafiahnya itu, ‘konflik’ adalah ‘perbenturan’ antara dua pihak yang tengah berjumpa dan bersilang jalan pada suatu titik kejadian, yang berujung pada terjadinya benturan. Konflik itu bisa bersifat laten alias terpendam dan/atau “tertidur”, tetapi bisa pula bersifat manifes alias terbuka. Konflik bisa pula bermula dari perbedaan kepentingan yang materiil-ekonomik dan yang serba fisikal itu, akan tetapi bisa pula bermula dari perbendaan dan pertentangan kepentingan ideologi atau asas moral yang serba simbolik.
“Keputusan” dapat diartikan sebagai penetapan suatu kebijakan yang di lakukan oleh suatu pihak untuk kepentingan sepihak ataupun bersama. Keputusan biasanya di ambil atau di keluarkan oleh orang yang kedudukannya ada di atas kedudukan orang yang dituju.
“Solusi” adalah suatu kebijakan atau penetapan yang digunakan untuk memisahkan pertikaian. Semua hal yang dapat menghentikan suatu permasalahan konflik bias di sebut dengan Solusi.
Banyak contoh yang terjadi di sekitar kita yang dapat dikategorikan sebagai konflik yang terjadi akibat keputusan. Banyak karyawan pada beberapa perusahaan yang mogok kerja akibat penetapan keputusan oleh pimpinan yang memberikan upah kerja dibawah standar UMR. Hal ini bias saja akibat pandangan-pandangan yang salah di pihak pimpinan ataupun akibat produksi yang sedang melemah. Tapi apapun masalahnya tetap harus di carikan penyelesaiannya. Biasanya cara yang paling efektif adalah dengan mempertemukan pihak pimpinan dengan beberapa orang dari pihak buruh, kemudain dicarikan solusi yang terbaik. Bila pihak pimpinan tidak bias memberikan upah yang sepadan, mungkin dapat juga dengan memberikan jaminan-jaminan jangka panjang yang spadan. Seperti tunjangan hari tua, uang pension, ataupun jaminan-jaminan kesehatan bagi para pekerjanya.
Demikianlah akhir dari pembahasan kita. Semoga saja kita bias mengambil manfaat dari pembahasan kita ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Komentar
Posting Komentar